Rabu, 19 Juni 2013

SUMBER AJARAN AGAMA ISLAM: AL-QUR’AN DAN SUNNAH



A. Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah sumber ajaran Islam yang utama. Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya, Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an dijaga dan dipelihara oleh Allah SWT, sesuai dengan firmannya sebagai berikut:
”Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al=Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS 15:9)
”Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an. Kalau sekiranya Al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapatkan pertentangan yang banyak di dalamnya.” (QS 4:82
Kandungan Al-Qur’an, antara lain adalah:
  1. Pokok-pokok keimanan (tauhid) kepada Allah, keimanan kepada malaikat, rasul-rasul, kitab-kitab, hari akhir, qodli-qodor, dan sebagainya.
  2. Prinsip-prinsip syari’ah sebagai dasar pijakan manusia dalam hidup agar tidak salah jalan dan tetap dalam koridor yang benar bagaiman amenjalin hubungan kepada Allah (hablun minallah, ibadah) dan (hablun minannas, mu’amalah).
  3. Janji atau kabar gembira kepada yang berbuat baik (basyir) dan ancaman siksa bagi yang berbuat dosa (nadzir).
  4. Kisah-kisa sejarah, seperti kisah para nabi, para kaum masyarakat terdahulu, baik yang berbuat benar maupun yang durhaka kepada Tuhan.
  5. Dasar-dasar dan isyarat-isyarat ilmu pengetahuan: astronomi, fisika, kimia, ilmu hukum, ilmu bumi, ekonomi, pertanian, kesehatan, teknologi, sastra, budaya, sosiologi, psikologi, dan sebagainya.
Keutamaan Al-Qur’an ditegaskan dalam Sabda Rasullullah, antara lain:
  1. Sebaik-baik orang di antara kamu, ialah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya
  2. Umatku yang paling mulia adalah Huffaz (penghafal) Al-Qur’an (HR. Turmuzi)
  3. Orang-orang yang mahir dengan Al-Qur’an adalah beserta malaikat-malaikat yang suci dan mulia, sedangkan orang membaca Al-Qur’an dan kurang fasih lidahnya berat dan sulit membetulkannya maka baginya dapat dua pahala (HR. Muslim).
  4. Sesungguhnya Al-Qur’an ini adalah hidangan Allah, maka pelajarilah hidangan Allah tersebut dengan kemampuanmu (HR. Bukhari-Muslim).
  5. Bacalah Al-Qur’an sebab di hari Kiamat nanti akan datang Al-Qur’an sebagai penolong bagai pembacanya (HR. Turmuzi).

Fungsi Al-Qur’an antara lain adalah:
  1. Menerangkan dan menjelaskan (QS. 16:89; 44:4-5)
  2. Al-Qur’an kebenaran mutlak (Al-Haq) (QS. 2: 91, 76)
  3. Pembenar (membenarkan kitab-kitab sebelumnya) (QS. 2: 41, 91, 97; 3: 3; 5: 48; 6: 92; 10: 37; 35: 31; 46: 1; 12: 30)
  4. Sebagai Furqon (pembeda antara haq dan yang bathil, baik dan buruk)
  5. Sebagai obat penyakit (jiwa) (QS. 10: 57; 17:82; 41: 44)
  6. Sebagai pemberi kabar gembira
  7. Sebagai hidayah atau petunjuk (QS. 2:1, 97, 185; 3: 138; 7: 52, 203, dll)
  8. Sebagai peringatan
  9. Sebagai cahaya petunjuk (QS. 42: 52)
  10. Sebagai pedoman hidup (QS. 45: 20)
  11. Sebagai pelajaran
B. As-Sunnah
Sunnah dalam bahasa berarti tradisi, kebiasaan adat-istiadat. Dalam terminologi Islam, sunnah berarti perbuatan, perkataan dan keizinan Nabi Muhammad SAW (af’al, aqwal, dan taqrir).
Dalam mengukur keotentikan suatu hadits (As-Sunnah), para ahli telah menciptakan suatu ilmu yang dikenal dengan ”musthalah hadits”. Untuk menguji validitas dan kebenaran suatu hadits, para muhadditsin menyeleksinya dengan memperhatikan jumlah dan kualitas jaringan periwayat hadits tersebut yang dengan sanaad.
Macam-macam As-Sunnah:
  • ditinjau dari bentuknya
    1. Fi’li (perbuatan Nabi)
    2. Qauli (perkataan Nabi)
    3. Taqriri (persetujuan atau izin Nabi)
  • ditinjau dari segi jumlah orang-orang yang menyampaikannya
    1. Mutawir, yaitu yang diriwayatkan oleh orang banyak
    2. Masyhur, diriwayatkan oleh banyak orang, tetapi tidak sampai (jumlahnya) kepada derajat mutawir
    3. Ahad, yang diriwayatkan oleh satu orang.
  • Ditinjau dari kualitasnya
    1. Shahih, yaitu hadits yang sehat, benar, dan sah
    2. Hasan, yaitu hadits yang baik, memenuhi syarat shahih, tetapi dari segi hafalan pembawaannya yang kurang baik.
    3. Dhaif, yaitu hadits yang lemah
    4. Maudhu’, yaitu hadits yang palsu.
  • Ditinjau dari segi diterima atau tidaknya
    1. Maqbul, yang diterima.
    2. Mardud, yang ditolak.
Kedudukan As-Sunnah:
  1. Sunnah adalah sumber hukum Islam kedua setelah Al-Qur’an
  2. Orang yang menyalahi Sunnah akan mendapat siksa (QS. Al-Mujadilah, 58: 5)
  3. Menjadikan Sunnah sebagai sumber hukum adalah tanda orang yang beriman (QS. An-Nisa’, 4: 65)
Perbedaan Al-Qur’an dengan As-Sunnah:
  • Segala yang ditetapkan Al-Qur’an adalah absolut nilainya. Sedangkan yang ditetapkan As-Sunnah tidak semuanya bernilai absolut. Ada yang bersigat absolut, ada yang bersifat nisbi zhanni
  • Penerimaan seorang muslim terhadap Al-Qur’an adalah dengan keyakinan. Sedangakan terhadap As-Sunnah, sebagian besar hanyalah zhanny (dugaan-dugaan yang kuat).

Matriks relasi dan diagram panah relasi invers


Matriks


·      Matriks adalah adalah susunan skalar elemen-elemen dalam bentuk baris dan kolom.

·      Matriks A yang berukuran dari m baris dan n kolom (m ´ n) adalah:
                


   
·      Matriks bujursangkar adalah matriks yang berukuran n ´ n.


·      Dalam praktek, kita lazim menuliskan matriks dengan notasi ringkas A = [aij].


Contoh 1. Di bawah ini adalah matriks yang berukuran 3 ´ 4:
                                                                                                                                


·      Matriks simetri adalah matriks yang aij = aji untuk setiap i dan j.


Contoh 2. Di bawah ini adalah contoh matriks simetri.
              
              
·      Matriks zero-one (0/1) adalah matriks yang setiap elemennya hanya bernilai 0 atau 1.

    Contoh 3. Di bawah ini adalah contoh matriks 0/1:
              
     





Relasi



·      Relasi biner R antara himpunan A dan B adalah himpunan bagian dari A ´ B.
·      Notasi: R Í (A ´ B).  

·      a R b adalah notasi untuk (a, b) Î R, yang artinya a dihubungankan dengan b oleh R
·      a R b adalah notasi untuk (a, b) Ï R, yang artinya a tidak dihubungkan oleh b oleh relasi R.
·      Himpunan A disebut daerah asal (domain) dari R, dan himpunan B disebut daerah hasil (range) dari R.

 Contoh 3. Misalkan
A = {Amir, Budi, Cecep},  B = {IF221, IF251, IF342, IF323}
A ´ B = {(Amir, IF221), (Amir, IF251), (Amir, IF342),
(Amir, IF323),  (Budi, IF221), (Budi, IF251),
(Budi, IF342), (Budi, IF323), (Cecep, IF221),
(Cecep, IF251), (Cecep, IF342), (Cecep, IF323) }

Misalkan R adalah relasi yang menyatakan mata kuliah yang diambil oleh mahasiswa pada Semester Ganjil, yaitu

R = {(Amir, IF251), (Amir, IF323), (Budi, IF221),
        (Budi, IF251), (Cecep, IF323) }

- Dapat dilihat bahwa R Í (A ´ B),
- A adalah daerah asal R, dan B adalah daerah hasil R.
- (Amir, IF251) Î R  atau Amir R IF251
- (Amir, IF342) Ï R atau Amir R  IF342.                                
                                                               
Contoh 4. Misalkan P = {2, 3, 4} dan Q = {2, 4, 8, 9, 15}. Jika kita definisikan relasi R dari P ke Q dengan

         (p, q) Î R  jika p habis membagi q

maka kita peroleh

         R  = {(2, 2), (2, 4), (4, 4), (2, 8), (4, 8), (3, 9), (3, 15) }                                              

·      Relasi pada sebuah himpunan adalah relasi yang khusus
·      Relasi pada himpunan A adalah relasi dari A ´ A.
·      Relasi pada himpunan A adalah himpunan bagian dari A ´ A.




Contoh 5. Misalkan R adalah relasi pada A = {2, 3, 4, 8, 9} yang didefinisikan oleh (x, y) Î R  jika x adalah faktor prima dari y. Maka

         R = {(2, 2), (2, 4), (2, 8), (3, 3), (3, 9)}                                                              


Representasi Relasi


1. Representasi Relasi dengan Diagram Panah




2. Representasi Relasi dengan Tabel
·      Kolom pertama tabel menyatakan daerah asal, sedangkan kolom kedua menyatakan daerah hasil.


       Tabel 1                        Tabel 2           Tabel 3
A
B

P
Q

A
A
Amir
IF251

2
2

2
2
Amir
IF323

2
4

2
4
Budi
IF221

4
4

2
8
Budi
IF251

2
8

3
3
Cecep
IF323

4
8

3
3



3
9






3
15






3. Representasi Relasi dengan Matriks
·      Misalkan R adalah relasi dari A = {a1, a2, …, am} dan B = {b1, b2, …, bn}.
·      Relasi R dapat disajikan dengan matriks M = [mij],
           b1       b2      ¼     bn       
         M =

yang dalam hal ini

        


Contoh 6. Relasi R pada Contoh 3 dapat dinyatakan dengan matriks


dalam hal ini, a1 = Amir, a2 = Budi, a3 = Cecep, dan b1 = IF221,
b2 = IF251, b3 = IF342, dan b4 = IF323.

Relasi R pada Contoh 4 dapat dinyatakan dengan matriks

yang dalam hal ini, a1 = 2, a2 = 3, a3 = 4, dan b1 = 2, b2 = 4, b3 = 8, b4 = 9, b5 = 15.
4.  Representasi Relasi dengan Graf Berarah
·      Relasi pada sebuah himpunan dapat direpresentasikan secara grafis dengan graf berarah (directed graph atau digraph)
·      Graf berarah tidak didefinisikan untuk merepresentasikan relasi dari suatu himpunan ke himpunan lain.
·      Tiap elemen himpunan dinyatakan dengan sebuah titik (disebut juga simpul atau vertex), dan tiap pasangan terurut dinyatakan dengan busur (arc)
·      Jika (a, b) Î R, maka sebuah busur dibuat dari simpul a ke simpul b. Simpul a disebut simpul asal (initial vertex) dan simpul b disebut simpul tujuan (terminal vertex). 

·      Pasangan terurut (a, a) dinyatakan dengan busur dari simpul a ke simpul a sendiri. Busur semacam itu disebut gelang atau kalang (loop).


Contoh 7. Misalkan R = {(a, a), (a, b), (b, a), (b, c), (b, d), (c, a), (c, d), (d, b)} adalah relasi pada himpunan {a, b, c, d}.




R direpresentasikan dengan graf berarah sbb: