Selasa, 22 April 2014

Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan & Stress

1. Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan 
    A. Penyesuaian Diri 
        Penyesuaian diri merupakan suatu konstruksi/bangunan psikologi yang luas dan kompleks, serta melibatkan semua reaksi individu terhadap tuntutan baik dari lingkungan luar maupun dari dalam individu itu sendiri. Dengan perkataan lain, masalah penyesuaian diri menyangkut aspek kepribadian individu dalam interaksinya dengan lingkungan dalam dan luar dirinya (Desmita,2009:191).
   B. Pertumbuhan Personal
1) Penekanan Pertumbuhan, Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan
            Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal. pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau kondisi jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.
            Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957) bahwa perkembangan berjalan dengan prinsip orthogenetis, perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang dari berdiferensiasi sampai keadaan dimana diferensiasi, artikulasi dan integrasi meningkat secara bertahap. Proses diferensiasi diartikan sebagai prinsip totalitas pada diri anak. Dari penghayatan totalitas itulambat laun bagian-bagiannya akan menjadi semakin nyata dan bertambah jelas dalam kerangka keseluruhan.
2) Variasi dalam Pertumbuhan
           Tidak selamanya individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri, karena kadang-kadang ada rintangan tertentu yang menyebabkan tidak berhasil melakukan penyesuaian diri. Rintangan-rintangan itu mungkin terdapat didalam dirinya maupun diluar dirinya.
3) Kondisi-kondisi Untuk Berttumbuh
           Kondisi jasmaniah seperti pembawa dan struktur atau konstitusi fisik dan tempramen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembangannya secara instrinsik berkaitan dengan susunan atau kondisi tubuh. Sheldon mengemukakan bahwa terdapat kolerasi yang tinggi antara tipe-tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe tempramen (Surya, 1977).
4) Fenomenologi Pertumbuhan
           Fenomenologi memandang manusia hidup dalam "dunia kehidupan" yang dipersepsi dan diinterpretasi secara subyektif. Setiap orang mengalami dunia dengan caranya sendiri. "Alam pengalaman setia orang berbeda dari alam pengalaman orang lain." Brouwer, 1983:14 fenomenologi banyak mempengaruhi tulisan-tulisan Carl Rogers, yang boleh disebut sebagai Bapak Psikologi Humanistik. 

2. Stress
    A. Arti Penting Stress
            Stress adalah suatu kondisi anda yang dinamis saat seseorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat.
    B. Tipe-tipe Stress Psikologi
1) Quick dan Quick (1984) :
a) Eustress yaitu hasil dari respon terhadap stress yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu dan juga organisasi yang di asosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitaskemampuan adaptasi, dan tingkat perfomance yang tinggi.
b) Distress yaitu hasil dari respon terhadap stress yang bersifat tidak sehat, negatif dan destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan juga organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran (absenteeism) yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan dan kematian.
2) Holahan (1981) :
a) Systemic stress yang didefinisikan oleh Selye (dalam Holahan,1981) sebagai respon non fisik dari tubuh terhadap beberapa tuntutan lingkungan. Selye mengidentifikasikan tiga tahap respon sistemik tubuh terhadap kondisi-kondisi penuh stress yang diistilahkan General Adaption Syndrome (GAS).
b) Psychological stress
  C. Symptom Reducing Responses terhadap Stress
        Sigmund Freud memperkenalkan istilah mekanisme pertahanan diri (defence mekanism). Mekanisme pertahanan diri adalah strategi yang tidak disadari untuk mengatasi emosi negatif. Strategi ini tidak mengurangi rasa stress melainkan memikirkan situasi yang sedang terjadi. Defence mechanism dilakukan secara tidak sadar apabila dilakukan secara berlebihan akan berubah menjadi perilaku yang disadari tetapi bersifat mal adaptif.
   D. Pendekatan "Problem Solving" terhadap Stress
1) Pertama adalah dengan membuka lebih banyak pikiran dan pandangan, terkadang orang tidak mau membuka lebih banyak pikiran dan masalahnya kepada orang lain sehingga akhirnya masalah bertumpuk-tumpuk dan semakin menekan pikiran. Sehingga lebih banyak share dan membagi cerita jika dirasa sudah sangat menekan kepada oranglain merupakan salah satu cara efektif untuk mengatasi stress.
2) Kedua yang bisa menjadi solusi sebagai pemecahan stress adalah dengan memandang sederhana semua masalah, memandang sederhana bukan berarti meremehkan dan menunda masalah namun menyingkapi masalah dengan cara yang berbeda agar kita bisa lebih jernih dan tenang dalam mengambil jalan selanjutnya.
3) Ketiga untuk mengatasi stress adalah dengan cara keluar dan mencari tempat yang menyenangkan seperti tempat rekreaksi, Cara seperti ini akan membuat pikiran lebih tenang dan rileks sehingga bisa lebih leluasa dalam menentukan langkah dan mengambil opsi masalah.       

Sumber :
http://anyoo.blogspot.com/2011/04/penyesuaian-diri-dan-pertumbuhan.html
http://www.kajianpustaka.com/2013/01/teori-penyesuaian-diri.html
http://deevashare.blogspot.com/2012/05/stres-jenis-aspek-penyebab-reaksi-fisik.html
http://bhatarilarasati94.wordpress.com/2014/04/15/tugas-kesehatan-mental-2-stress/