Kamis, 4 November 2010 - "Data kami menunjukkan bahwa dengan
menargetkan subtipe nAChR tertentu, dimungkinkan bisa mengobati ketergantungan
alkohol dan nikotin dengan satu obat."
Para peneliti di Klinik Ernest Gallo dan Pusat Penelitian di Universitas
California, San Francisco, serta Pfizer Inc, telah menentukan bahwa dua senyawa
baru mungkin efektif dalam mengobati ketergantungan alkohol dan nikotin pada
saat yang bersamaan.
Dalam sebuah makalah yang diterbitkan dalam Neuropsychopharmacology edisi 3
November 2010, para peneliti menunjukkan bahwa konsumsi alkohol pada tikus
secara signifikan diturunkan oleh dua senyawa yang ditargetkan ke reseptor
asetilkolin neuronal nicotinic (nAChR) subtipe {alpha}3{beta}4*.
nAChRs merupakan protein yang ditemukan di dalam otak dan sistem saraf
pusat lebih luas yang memediasi efek zat-zat seperti nikotin. Baru-baru ini
studi genetika manusia telah menunjukkan bahwa pengkodean gen subtipe
{alpha}{3}beta4* sangat signifikan bagi kerentanan terhadap ketergantungan
alkohol dan nikotin.
“Masalah ini telah menerjemahkan temuan-temuan genetik penting dalam
pengobatan yang lebih efektif bagi manusia,” kata rekan penulis senior, Selena
E. Bartlett, PhD, direktur kelompok Pengembangan Praklinis di Center Gallo.
Penulis utama studi ini adalah Susmita Chatterjee, PhD, dari Pusat Gallo.
Pekerjaan telah dilakukan dalam kolaborasi dengan para ilmuwan yang
dipimpin oleh rekan-penulis senior, Hans Rollema, PhD, dalam Neuroscience
Research Unit di Pfizer Inc.
Salah satu senyawa baru, CP-601932, telah dinyatakan aman pada manusia
dalam sebuah studi klinis, catat Bartlett. Dia merekomendasikan sebuah studi
klinis untuk mengevaluasi efikasi senyawa dan potensi manfaat baik dalam
mengobati ketergantungan alkohol dan nikotin.
Senyawa lainnya adalah PF-4575180. Keduanya dikembangkan oleh Pfizer.
“Kecanduan alkohol dan nikotin seringkali diperlakukan sebagai gangguan
yang terpisah,” kata Bartlett, “terlepas dari kenyataan bahwa 60 hingga 80
persen peminum berat juga menghisap tembakau. Sangat sedikit strategi yang
efektif untuk mengobati gangguan ini secara terpisah, apalagi secara bersamaan.
Data kami menunjukkan bahwa dengan menargetkan subtipe nAChR tertentu,
dimungkinkan bisa mengobati ketergantungan alkohol dan nikotin dengan satu
obat.”
Selagi senyawa memiliki dampak yang signifikan terhadap konsumsi alkohol
pada tikus, asupan sukrosa tidak memiliki efek.” Hal ini menunjukkan bahwa
tidak seperti obat lainnya yang sudah disetujui untuk penyalahgunaan alkohol,
senyawa ini tidak mengganggu sistem pengimbalan alamiah otak dengan cara yang
lebih luas,” kata Bartlett.
Rekan penulis dari penelitian ini adalah Pia Steensland dari Institutet
Karolinska, Swedia; Jeffrey A. Simms dan Joan Holgate dari Gallo Center, serta
Yotam W. Coe, Raymond S. Hurst, Christopher L. Shaffer dan John Lowe dari
Pfizer.
Penelitian ini didukung pendanaan dari National Institute of Health,
Departemen Pertahanan AS, Negara Bagian California, Yayasan BLANCEFLOR
Boncompagni-Ludovisi, Bildt née, Yayasan Swedia-Amerika, dan Insamlingsstiftelsen
Hjärnfonden/Yayasan Otak Swedia.
UCSF – afiliasi Klinik Ernest Gallo dan Research Center merupakan salah
satu pusat terkemuka di dunia akademis untuk studi dasar biologis gangguan
penggunaan substansi dan alkohol. Gallo Center menemukan molekul target
potensial untuk pengembangan obat terapeutik yang diperpanjang melalui studi proof-of-concept klinis
dan praklinis.
UCSF merupakan universitas terkemuka yang didedikasikan untuk mempromosikan
kesehatan di seluruh dunia melalui penelitian biomedis lanjut, tingkat
pendidikan sarjana di bidang ilmu pengetahuan dan profesi kesehatan, serta
keunggulan dalam perawatan pasien.