Diagram Venn
Relasi antar himpunan sering disajikan dalam bentuk diagram, misalnya untuk relasi himpunan bagian maupun relasi saling lepas. Himpunan semesta
biasanya digambarkan dalam bentuk persegipanjang yang melingkupi
himpunan yang dibicarakan dimana notasi S dituliskan di sudut kiri atas
bagian dalam. Gambar untuk himpunan-himpunan biasanya berupa lingkaran.
Sedangkan anggota suatu himpunan dinotasikan dengan titik yang berada di
dalam daerah lingkaran.
Diagram
tersebut dinamakan diagram Venn sebagai penghargaan kepada ahli logika
John Venn (1834-1923). Diagram Venn terkadang disebut Lingkaran Euler
sebagai penghargaan kepada matematikawan Swiss, Leonhard Euler ( 1707 –
1783), yang pertama kali menggunakan daerah lingkaran dalam bidang
logika. Diagram Venn digunakan untuk mempermudah pemahaman tentang
himpunan, selain digunakan juga untuk memperjelas prinsip-prinsip
logika.
Misalkan H = {a, i, u, e, o} sedangkan semestanya adalah himpunan S = {e, u, r, o, b, a, l, i}. Diagram Venn untuk himpunan H adalah
Misalkan A dan B dua himpunan dalam himpunan semesta S, apabila A Ì
B, berarti pada diagram Venn himpunan A berada di dalam daerah himpunan
B. Sedangkan apabila A dan B saling lepas, maka kedua lingkaran untuk A
maupun B tidak beririsan. Perhatikan diagram Venn berikut.
5. Operasi Himpunan
Dalam himpunan bilangan real maupun himpunan bilangan bulat terdapat operasi dua bilangan seperti penjumlahan, perkalian dan pengurangan. Serupa dengan hal tersebut, dari dua himpunan dapat dilakukan operasi biner, yakni gabungan, irisan dan selisih.
Gabungan himpunan A dan B, dinotasikan A È
B, adalah berupa himpunan yang anggotanya adalah anggota dari A atau B.
Dalam notasi pembentuk himpunan, gabungan dua himpunan A dan B
dinyatakan sebagai:
A È B = {x | x Î A atau x Î B }.
Diagram Venn dari operasi gabungan A dan B dinyatakan dengan daerah arsiran berikut:
Irisan dari himpunan A dan B, dinotasikan dengan A Ç
B, adalah himpunan yang anggotanya adalah anggota dari A yang juga
anggota dari B. Dalam notasi pembentuk himpunan, irisan himpunan A dan B
didefinisikan
A Ç B = {x | x Î A dan x Î B }.
Untuk mempermudah penulisan, kata “dan” cukup ditulis dengan tanda koma “,”. Sehingga
A Ç B = {x | x Î A, x Î B }.
Diagram Venn untuk operasi irisan A dan B adalah:
Selisih himpunan A terhadap B didefinisikan sebagai
A \ B = {x | x Î A , x Ï B },
yakni
merupakan himpunan yang beranggotakan semua anggota A yang tidak
menjadi anggota B. Tanda garis miring “\” dapat juga diganti dengan
tanda kurang “- “. Adapun diagram Venn dari A \ B adalah
Misal A = { 1, 3, 5, 7, 9 } dan B = { 2, 3, 5, 7 }, maka A È B = { 1, 2, 3, 5, 7, 9}, A Ç B = { 3, 5, 7 }, A\B = {1,9}, dan B\A = { 2 } dengan diagram Venn:
Misalkan
A, B dan C adalah himpunan-himpunan dalam himpunan semesta S.
Sifat-sifat yang berlaku dalam operasi gabungan dan irisan adalah
Sifat Idempoten
(1a) A È A = A (1b) A Ç A = A
|
Sifat Komutatif
(2a) A È B = B È A (2b) A Ç B = B Ç A
|
Sifat Asosiatif
(3a) AÈ(BÈC) = (AÈB)ÈC (3b) AÇ(BÇC) = (AÇB)ÇC
|
Sifat Distributif
(4a) AÈ(BÇC) = (AÈB)Ç(AÈC) (4b) AÇ (BÈC) = (AÇB)È(AÇC)
|
Sifat Identitas
(5a) A È Æ = A (5b) A Ç S = A
(6a) A È S = S (6b) A Ç Æ = Æ
|
Adapun operasi selisih dua himpunan tidak memenuhi sifat idempoten maupun sifat komutatif. Hal ini dikarenakan bahwa A \ A = Æ sedangkan A \ B tidak selalu sama dengan B \ A sebagaimana contoh di atas.
Sekarang
misalkan A merupakan himpunan bagian dari himpunan semesta S, semua
anggota S yang bukan anggota A membentuk himpunan yang disebut komplemen
A, dinotasikan dengan Ac. Notasi pembentuk himpunan dari komplemen A adalah
Ac = {x | x Î S , x Ï A }
(Ac dibaca komplemen A). Perlu diperhatikan bahwa simbol komplemen Ac kadangkala ditulis sebagai A¢ atau . Diagram Venn dari komplemen A digambarkan sebagai daerah yang diarsir seperti berikut
Misalkan
himpunan semesta S adalah himpunan semua bilangan bulat antara 1 dan
10, sedang A = { 2, 4 , 6 ,8 }. Dalam hal ini didapat S = {2, 3, 4, 5,
6, 7, 8, 9}, sehingga Ac = { 3, 5, 7, 9 }. Diagram Vennnya adalah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar